NEW YORK (Reuters Health) - Serangan jantung biasanya paling umum pada hari kerja dan pagi, terutama hari Senin, tapi baru analisis data menunjukkan bahwa pola terbalik di New Orleans setelah Badai Katrina.
"Fakta bahwa itu seperti pergeseran kutub yang berlawanan benar-benar mengejutkan," kata pemimpin penulis Dr Matthew Peters dari Tulane University Reuters Health.
"Fakta bahwa itu seperti pergeseran kutub yang berlawanan benar-benar mengejutkan," kata pemimpin penulis Dr Matthew Peters dari Tulane University Reuters Health.
NEW YORK (Reuters Health) - tips kesehatan Serangan jantung biasanya paling umum pada hari kerja dan pagi, terutama hari Senin, tapi baru analisis data menunjukkan bahwa pola terbalik di New Orleans setelah Badai Katrina.
"Fakta bahwa itu seperti pergeseran kutub yang berlawanan benar-benar mengejutkan," kata pemimpin penulis Dr Matthew Peters dari Tulane University Reuters Health.
Setelah badai jumlah keseluruhan serangan tiga kali lipat, mungkin karena peningkatan jumlah perokok. Mereka lebih cenderung pada malam hari kerja dan akhir pekan, menurut data yang diterbitkan dalam The American Journal of Cardiology.
Sebelum badai, 23 persen serangan jantung terjadi pada hari Senin, sejalan dengan rata-rata nasional. Setelah, 10 persen terjadi pada hari Senin, kurang dari hari-hari lain dalam seminggu.
Penelitian sebelumnya telah mengaitkan kelebihan biasa Senin dan serangan jantung pagi untuk bekerja stres, yang juga puncak pada hari Senin dan di pagi hari. Peneliti bingung untuk mencari pola terbalik setelah badai.
"Studi sebelumnya telah melihat peningkatan keseluruhan (serangan jantung) setelah bencana, seperti gempa bumi di Jepang dan Katrina, tapi ini adalah pertama kalinya kami telah melihat waktunya," kata Peters.
Jika hasilnya memegang setelah studi lebih lanjut, penulis penelitian menawarkan penjelasan tentatif: sumber perubahan stres di kota setelah bencana besar.
Peters menunjukkan bahwa bagi orang-orang yang kehilangan pekerjaan oleh badai, Senin berhenti menjadi sangat menguras. "Orang-orang tidak bangun dan pergi bekerja, dan kehidupan rumah bahkan lebih sulit," kata Peters. Bagi mereka yang masih bekerja, pekerjaan menjadi istirahat dari tekanan dampak badai terkait di rumah.
Bahwa "stres lega di tempat kerja" penalaran tidak memperhitungkan semua temuan, David Krantz, yang studi stres yang disebabkan serangan jantung di Universitas Jasa berseragam dari Ilmu Kesehatan di Bethesda, Maryland, mengatakan kepada Reuters Health dalam email.
Pagi serangan jantung telah dikaitkan dengan pergeseran hormon dan ketegangan meningkat pada jantung saat bangun, yang tidak akan terpengaruh oleh badai, kata Krantz.
Data terbatas pada satu pusat medis, Tulane University Hospital. Sebuah studi sebelumnya berdasarkan data dari rumah sakit yang sama menemukan bahwa setelah badai, pasien jantung lebih serangan tidak memiliki asuransi, memiliki perumahan sementara, bercerai dan gagal untuk secara teratur mengambil obat resep (lihat cerita Reuters tanggal 3 April 2011:
"Ini tidak mengkonfirmasi bahwa belum mengalami badai orang berubah, badai mungkin hanya berubah yang tetap tinggal di kota," Kathryn Roecklein, yang mempelajari pengaruh ritme tubuh pada biologi di University of Pittsburgh, kepada Reuters Health.
Katrina pengungsi 1,3 juta rumah tangga Teluk Coast yang tersebar melalui semua 50 negara, sementara atau permanen. "Sebuah bencana yang tidak menyebabkan orang untuk menjauh dari daerah mungkin membuat untuk tes yang lebih baik dari pertanyaan ini," kata Roecklein.
Penelitian ini juga tidak memperhitungkan faktor-faktor lain yang berubah di antara kelompok-kelompok.Pasca-Katrina pasien rata-rata lebih muda, lebih menganggur, kecil kemungkinannya untuk menjadi tertanggung dan lebih mungkin untuk merokok, yang merupakan faktor risiko yang cukup besar untuk serangan jantung. Perubahan ini mungkin telah mempengaruhi pergeseran waktu serangan jantung, tapi pada saat ini Krantz bilang itu sulit untuk mengatakan.
Ada konsekuensi kesehatan mental dan fisik kemungkinan bencana alam belum ditemukan, kata Krantz.
"Pola yang biasa itu lenyap, dan ini dapat mempengaruhi kondisi lebih dari serangan jantung," kata Peters.
baca juga : /kesehatan.html
"Fakta bahwa itu seperti pergeseran kutub yang berlawanan benar-benar mengejutkan," kata pemimpin penulis Dr Matthew Peters dari Tulane University Reuters Health.
Setelah badai jumlah keseluruhan serangan tiga kali lipat, mungkin karena peningkatan jumlah perokok. Mereka lebih cenderung pada malam hari kerja dan akhir pekan, menurut data yang diterbitkan dalam The American Journal of Cardiology.
Sebelum badai, 23 persen serangan jantung terjadi pada hari Senin, sejalan dengan rata-rata nasional. Setelah, 10 persen terjadi pada hari Senin, kurang dari hari-hari lain dalam seminggu.
Penelitian sebelumnya telah mengaitkan kelebihan biasa Senin dan serangan jantung pagi untuk bekerja stres, yang juga puncak pada hari Senin dan di pagi hari. Peneliti bingung untuk mencari pola terbalik setelah badai.
"Studi sebelumnya telah melihat peningkatan keseluruhan (serangan jantung) setelah bencana, seperti gempa bumi di Jepang dan Katrina, tapi ini adalah pertama kalinya kami telah melihat waktunya," kata Peters.
Jika hasilnya memegang setelah studi lebih lanjut, penulis penelitian menawarkan penjelasan tentatif: sumber perubahan stres di kota setelah bencana besar.
Peters menunjukkan bahwa bagi orang-orang yang kehilangan pekerjaan oleh badai, Senin berhenti menjadi sangat menguras. "Orang-orang tidak bangun dan pergi bekerja, dan kehidupan rumah bahkan lebih sulit," kata Peters. Bagi mereka yang masih bekerja, pekerjaan menjadi istirahat dari tekanan dampak badai terkait di rumah.
Bahwa "stres lega di tempat kerja" penalaran tidak memperhitungkan semua temuan, David Krantz, yang studi stres yang disebabkan serangan jantung di Universitas Jasa berseragam dari Ilmu Kesehatan di Bethesda, Maryland, mengatakan kepada Reuters Health dalam email.
Pagi serangan jantung telah dikaitkan dengan pergeseran hormon dan ketegangan meningkat pada jantung saat bangun, yang tidak akan terpengaruh oleh badai, kata Krantz.
Data terbatas pada satu pusat medis, Tulane University Hospital. Sebuah studi sebelumnya berdasarkan data dari rumah sakit yang sama menemukan bahwa setelah badai, pasien jantung lebih serangan tidak memiliki asuransi, memiliki perumahan sementara, bercerai dan gagal untuk secara teratur mengambil obat resep (lihat cerita Reuters tanggal 3 April 2011:
"Ini tidak mengkonfirmasi bahwa belum mengalami badai orang berubah, badai mungkin hanya berubah yang tetap tinggal di kota," Kathryn Roecklein, yang mempelajari pengaruh ritme tubuh pada biologi di University of Pittsburgh, kepada Reuters Health.
Katrina pengungsi 1,3 juta rumah tangga Teluk Coast yang tersebar melalui semua 50 negara, sementara atau permanen. "Sebuah bencana yang tidak menyebabkan orang untuk menjauh dari daerah mungkin membuat untuk tes yang lebih baik dari pertanyaan ini," kata Roecklein.
Penelitian ini juga tidak memperhitungkan faktor-faktor lain yang berubah di antara kelompok-kelompok.Pasca-Katrina pasien rata-rata lebih muda, lebih menganggur, kecil kemungkinannya untuk menjadi tertanggung dan lebih mungkin untuk merokok, yang merupakan faktor risiko yang cukup besar untuk serangan jantung. Perubahan ini mungkin telah mempengaruhi pergeseran waktu serangan jantung, tapi pada saat ini Krantz bilang itu sulit untuk mengatakan.
Ada konsekuensi kesehatan mental dan fisik kemungkinan bencana alam belum ditemukan, kata Krantz.
"Pola yang biasa itu lenyap, dan ini dapat mempengaruhi kondisi lebih dari serangan jantung," kata Peters.
baca juga : /kesehatan.html
RSS Feed